BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fungsi jiwa telah menjadi bagian penting dari ilmu jiwa. Dan informasi komunikasi psikologi yang kita pelajari yang tampak dalam hubungannya dengan tubuh atau gejala-gejala jiwa yang nampak sebagai gerak-gerik karena sifatnya yang abstrak. Tidaklah lengkap jika dalam mempelajari Psikologi tidak memahami tentang pengamatan, perhatian, fantasi, perasaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari tema yang di ambil maka dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud dengan pengamatan dan bagaimana proses yang terajadi?
- Apa yang dimaksud dengan perhatian dan macam-macamnya?
- Apa yang dimaksud dengan fantasi dan apa pula yang meambuat terjadinya fantasi?
- Apa yang dimaksud dengan perasaan?
C. TUJUAN
Adanya makalah ini bertujuan untuk memecahkan rumusan masalah yang telah dibuat oleh penulis, sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan referensi dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan Psikologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengamatan
Pengamatan ialah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera. Kita mengamati sesuatu dengan menggunakan alat-alat indera, yaitu:
1) Indera penglihat.
2) Indera pendengar.
3) Indera pembau.
4) Indera perasa atau pengecapan.
5) Indera peraba.
6) Indera keseimbangan.
7) Indera perasa urat daging (kinestesi).
8) Indera perasa jasmaniah (organis).
Proses pengamatan itu melalui 3 saat, yakni:
1. Saat alami (saat physis) : saat indera kiat menerima perangsang dari alam luar.
2. Saat jasmani (saat physiologis) : saat perangsang itu diteruskan oleh urat syaraf sensoris ke otak.
3. Saat rohani (saat psychis) : saat sampainya perangsang itu ke otak, kita menyadari perangsang itu dan bertindak.
Syarat-syarat terjadinya pengamatan :
1. Ada perhatian kita kepada perangsang itu.
B. Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Jika individu sedang memperhatikan sesuatu benda misalnya, ini berarti bahwa seluruh aktivitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan kepada benda tersebut. Tetapi di samping itu individu juga dapat memperhatikan banyak objek sekaligus dalam satu waktu. Jadi, yang dicakup bukanlah hanya satu objek, tetapi sekumpulan objek-objek. Sudah tentu tidak semua onjek tersebut dapat diperhatikan secara sama. Jadi, perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus.
Dengan demikian maka apa yang diperhatikan akan betul-betul disadati oleh individu, dan akan betul-betul jelas bagi individu yang bersangkutan. Karena itu perhatian dan kesadaran akan mempunyai korelasi yang positif. Makin diperhatikan suatu objek akan makin disadari objek itu dan makin jelas bagi individu.
Jadi apa yang diperhatikan betul-betul disadari, dan ada dalam pusat kesadaran. Hal-hal lain yang tidak sepenuhnya diperhatikan akan terletak di luar pusat kesadaran. Makin jauh dari pusat kesadaran makin kurang diperhatikan, dan makin kurang disadari. Secara skematis hal itu dapat dikemukakan sebagi berikut:
Daerah pertama, merupakan daerah yang benar-benar diperhatikan, merupakan bagian yang disadari sepenuhnya. Jadi kalau misalnya seseorang memperhatikan sebuah arloji, maka arloji itu betul-betul disadarinya dan terdapat dalam pusat kesadaran. Tetapi di samping itu juga terdapat ha-hal atau keadaan-keadaan lainnya yang hanya samar-samar disadari. Ini adalah termasuk dalam daerah peralihan, yaitu daerah kedua (intermediate field). Daerah ini tidak sepenuhnya diperhatikan oleh individu yang bersangkutan. Daerah ketiga merupakan daerah yang sama sekali tidak diperhatikan oleh individu, karena itu tidak disadari. Dengan demikian dapat dikemukakan makin jauh objek dari pusat kesadaran, objek itu akan makin kurang disadari oleh individu.
Tidak semua stimulus akan disadari atau akan dipersepsi oleh individu. Dapat tidaknya dipersepsi sesuatu stimulus tergantung kepada stimulus itu sendiri dan individu yang bersangkutan. Dengan demikian stimulus bukanlah merupakan satu-satunya faktor hingga terjadi persepsi. Stimulus hanyalah merupakan salah satu faktor atau syarat yang pada umumnya terletak di luar individu, yang dapat menimbulkan persepsi pada individu yang bersangkutan.
Ditinjau dari segi timbulnya, perhatian dapat dibedakan atas perhatian spontan dan perhatian tidak spontan:
1) Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul secara spontan. Perhatian ini erat hubungannya dengan minat individu. Apabila individu telah mempunyai minat pada suatu objek, maka terhadap objek itu biasanya timbul perhatian yang spontan, secara otomatis perhatian itu akan timbul. Misalnya apabila seseorang mempunyai minat terhadap musik, maka secara spontan perhatiannya akan tertuju kepada musik yang didengarnya.
2) Perhatian tidak spontan, yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, karena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya. Seorang murid mau tidak mau harus memperhatikan pelajaran sejarah misalnya, sekalipun ia tidak menyenanginya, karena ia harus mempelajarinya. Karena itu untuk dapat mengikuti pelajaran tersebut, dengan sengaja harus ditimbulkan perhatiannya.
Dilihat dari banyaknya objek yang dapat dicakup oleh perhatian pada suatu waktu, perhatian dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Perhatian yang sempit, yaitu perhatian individu pada suatu waktu hanya dapat memperhatikan sedikit objek.
2) Perhatian yang luas, yaitu perhatian individu yang pada suatu waktu dapat memeprhatikan banyak objek sekaligus. Misalnya, orang melihat pasar malam, ada orang yang dapat menangkap banyak objek sekaligus, tetapi sebaliknya ada orang yang tidak dapat berbuat demikian.
C. Fantasi
Yang dimaksud dengan fantasi ialah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan-keadaan yang akan mendatang. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi:
1) Secara disadari, yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan fantasinya. Misal seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya, seorang pemahat yang sedang memahat arca atas dasar daya fantasinya.
2) Secara tidak disadari, yaitu apabila individu tidak secara sadar telah dituntun oleh fantasinya. Keadaan semacam ini banyak dijumpai pada anak-anak. Anak sering mengemukakan hal-hal yang bersifat fantastis, sekalipun tidak ada niat atau maksud dari anak untuk berdusta. Misal seorang anak memberikan berita yang tidak sesuai dengan keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak ada maksud untuk berbohong. Dalam hal semacam ini anak dengan tidak disadari di tuntun oleh fantasinya.
Fantasi umumnya merupakan aktivitas yang menciptakan. Tetapi sekalipun demikian sering dibedakan antara fantasi yang menciptakan dan fantasi yang dipimpin.
Fantasi yang menciptakan yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang menciptakan sesuatu. Misal seorang ahli mode pakaian menciptakan model pakaian atas dasar daya fantasinya; seorang pelukis menciptakan sesuatu lukisan atas dasar fantasinya.
Fantasi yang dituntun atau yang dipimpin yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang dituntun oleh pihak lain. Misal seorang yang melihat film, orang ini dapat mengikuti apa yang dilihatnya dan dapt berfantasi tentang keadaan atau tempat-tempat lain dengan perantaraan film itu, sehingga dengan demikian fantasinya tuntun oleh film tersebut. Demikian pula jika orang berfantasi karena mendengarkan suatu berita, membaca sesuatu cerita dan sebagainya.
Dilihat dari cara orang berfantasi, fantasi dapat dibedakan atas fantasi yang mengabstraksi, yang mendeterminasi dan yang mengombinasi.
Fantasi yang mengabstraksi yaitu cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa bagian, sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misalnya anak yang belum pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan dipakailah bayangan hasil persepsi yaitu lapangan. Bayangan lapangan ini dipakai secara loncatan untuk menjelaskan gururn pasir tersebut. Dalam anak berfantasi gurun pasir itu, banyak bagian-bagian lapangan yang diabstraksikan. Dalam berfantasi gurun pasir dibayangkan seperti lapangan, tetapi tanpa pohon-pohon disekitarnya, dan tanahnya pasir semua, bukan rumput.
Fantasi yang mendeterminasi yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu. Misalnya anak belum pernah melihat harimau. Yang telah mereka lihat kucing, maka kucing digunakan sebagai bahan untuk memberikan pengertian tentang harimau. Dalam berfantasi harimau, dalam bayangannya seperti kucing, tetapi bentuknya lebih besar.
Fantasi yang mengombinasi yaitu orang berfantasi dengan cara mengombinasikan pengertian-pengertian atau bayangan-bayangan yang ada pada individu bersangkutan. Misalnya berfantasi tentang ikan duyung, yaitu kepalanya kepala seorang wanita, tetapi badannya badan ikan. Jadi adanya kombinasi kepala manusia dengan badan ikan. Fantasi yang mengombinasi inilah yang banyak digunakan orang. Misalnya ingin membuat rumah dengan mengaombinasikan model Eropa dengan atap model Minangkabau.
D. Perasaan
Yang dimaksud dengan perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun internal. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas baiknya disajikan contoh sebagai berikut:
”...... hening dan tenang malam itu, tak ada suara yang meretak sunyi. Tiba-tiba bergemalah nada-nada gamelan yang pertama, berat dan dalam memenuhi kesunyian. Penabuh gambang ringan lincah menarikan tangannya di atas gambang. Seakan-akan tidak dipegangnya pemalu kayu ringan lari melonjak-lonjak di atas deretan kayu gambang yang terbilah-bilah itu. Nada-nada tabuhan-tabuhan yang beragam-ragam jenisnya berpadu dengan harmonis, lembut dan murni laksana percikan air hujan di atas daun. Perlahan-lahan dengan lemah lunglai, penari itu merentangkan tangannya, seraya jarinya bergerak dengan cepatnya. Mulailah ia menari, tarian yang mempesonakan yang penuh berjiwa. Tubuhnya yang lampai diliuk-liukkan dengan eloknya, tapi geraknya penuh dengan kemegahan yang tak dapat dinyatakan dengan kata-kata.........”.
Dengan contoh tersebut di atas, keadaan tersebut dapat menimbulkan sesuatu keadaan dalam diri individu sebagai suatu akibat yang dialaminya atau yang dipersepsinya. Namun demikian bagaimana reaksi atau keadaan dari masing-masing individu terhadap keadaan tersebut tidak sama satu dengan yang lain. Karena itu dalam perasaan ada beberapa sifat tertentu yang ada padanya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam fungsi jiwa ada bagian-bagian yang terkandung didalamnya, antara lain yaitu pengamatan, perhatian, fantasi, dan perasaan.
Pengamatan adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan macam-macam indera seperti indera penglihatan, pendengar, pembau, perasaan atau pengecapan, peraba.
Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan pada suatu objek atau sekumpulan objek. Ditinjau dari segi timbulnya maka perhatian dapat dibedakan atas perhatian spontan dan perhatian tidak spontan.
Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi secara disadari dan secara tidak disadari. Fantasi merupakan aktivitas yang menciptakan tetapi sekalipun demikian searing dibedakan antara fantasi yang menciptakan dan fantasi tang dipimpin.
Perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi terhadpa stimulus baik eksternal maupun internal.