Senin, 09 Mei 2011

resume ilmu kalam


Resume ilmu kalam
(dalam 8 kali pertemuan)

 
(16 Oktober 2008)
Pengertian ilmu kalam
Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan tentang tuhan dalam paradigma Islam (pandangan penyelesaian).
Timbulnya ilmu Tauhid/kalam pada orang Yunani karena :
1.      Ingin mengenal tuhan.
2.      Tidak ingin ketinggalan zaman.
Kalau pada Nasrani timbulnya ilmu Tauhid/kalam dalam bahasa mereka disebut logos karena terjadinya pengEsaan yaitu menyatunya Allah, Ruh Qudus dan Yesus.
Di dalam Islam timbulnya ilmu kalam tidak ada sangkut pautnya dengan ketinggalan zaman. Tauhid/kalam merupakan ideologi Islam. Dalam ilmu ini tidak mungkin berubah-ubah tapi yang berubah adalah bagaimana ruang atau waktu menyampaikannya.
Nama-nama ilmu kalam
Ilmu kalam: masalah-masalah yang diperselisihkan adalah masalah kalam Allah yang kita baca (Al-Qur’an). Apakah Dia makhluk yang diciptakan  حدوثatau qadim yang bukan diciptakan.
Yang menyatakan kalam itu qadim meyakini kalau Al-Qur’an, Taurat, injil dan Zabur itu sudah ada sejak dulu yaitu menurut orang-orang Sunni.
Yang menyatakan kalam itu حدوث meyakini Al-Qur’an itu baru.
Menurut Ibn Hanifa: secara maknawi Al-Qur’an itu lam (qadim), secara lafdhi Al-Qur’an itu baru.
Taihid: ilmu yang membahas tentang ke-Esaan tuhan, mengakui tuhan itu dengan bulat, diikuti oleh ucapan lisan dan dibuktikan dengan amal yang nyata. Tauhid ada 2 macam yaitu Uluhiyah dan Ubudiyah.
Tauhid Uluhiyah adalah percaya sepenuhnya bahwa Allah-lah yang berhak menerima semua peribadatan makhluk, dan hanya Allah sajalah yang sebenarnya dan yang harus disembah.
Tauhid Ubudiyah adalah ilmu ikatan kepercayaan. Karena di dalam pengetahuan ini ada pasal-pasal yang harus diikat, dibuhulkan erat-erat dalam hati kita yang harus menjadi kepercayaan yang teguh, yang menjadi dasar pokok-pokok agama.
Teologi Islam adalah ilmu tentang tuhan.
1.      Objek kajian
Objek kajian material: objek kajian ini memandang kalam dari segi materi/benda yang dikaji yaitu ilmu kalam dan nama-nama lainnya yang mempunyai objek kajian yang sama yaitu tentang tuhan.
Objek kajian formal: memandang dari sudut pandangan yaitu antara ilmu kalam dan nama-nama lainnya.
2.      Sistematika pembahasan
Sistematika historis: mengenai sejarah ilmu kalam meliputi sejarah teodisasinya.
Sistematika subtantif: adanya tuhan dengan barang ciptaannya. Segala ciptaan tuhan itu sebagai bukti adanya tuhan.
3.      Metode pembahasan
Metode bin-Naqli: suatu keputusan yang ditetapkan atas dasar Al-Qur’an dan Al-Hadits Rasulullah SAW. Contohnya surat Al-Ankabut: 44 yang artinya:
“Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mukmin”.
Metode bin-Aqli: suatu keputusan yang ditetapkan atas dasar pandangan akal/penalaran. Contoh, kita naik mobil bagus, akal sehat berbisik, mobil-mobil ini wujud riil dapat berlari dengan kencang. Akal menetapkan, adanya mobil ini pasti ada pembuatnya.
Jadi, secara rasio (aqli) dapat menyimpulkan bahwa segala yang wujud pasti ada yang mewujudkan. Yang mewujudkan pasti yang wajibul wujud, Maha Ada dan Kekal.
(23 Oktober 2008)

Hubungan Ilmu Kalam Dengan Ilmu Yang Lain
a.       Hubungan ilmu kalam dengan filsafat
Titik temu:sama-sama mengumpulkan dalil untuk menetapkan sesuatu.
Titik beda: filsafat mendahulukan dalil atas i’tikad. Sedangkan ilmu kalam mendahulukan i’tikad atas dalil. Dan tokoh ilmu kalam adalah Wasir Ibn Atho’. Sedangkan tokoh filsafat adalah Al-Kindi.
b.      Hubungan ilmu kalam dengan filsafat Islam
Titik temu: sama-sama mempelajari filsafat tuhan.
Titik beda: dari segi sejarah maka ilmu kalam lebih dulu.
c.       Hubungan ilmu kalam dengan tasawuf
Titik temu: sama-sama konsentrasi pada tuhan.
Titik beda: ilmu kalam mengandalkan akal. Sedangkan tasawuf mengandalkan instuisi (penglihatan langsung).
Peta Ketuhanan
a.       Ilmu kalam dibagi menjadi dua, yaitu: Uluhiyah dan Ubudiyah.
Uluhiyah adalah peribadatan yang dilakukan hanya pada Allah
Ubudiyah adalah segala ciptaan itu adalah ciptaan Allah.
b.      Filsafat ada dua pendapat:
Yaitu menentukan adanya tuhan dan tidak dapat menentukan adanya tuhan.
c.       Tasawuf, teori-teorinya yaitu:
Creatio Exnilio:
Artinya:
إن العالم يجمع اركانه  واجسامه ومايستمل عليه من انواع النبات واحيوانات وجميع الافعال والأقوال والإعتقادات كلها مخلوق كائن عن أول حادث بعد ان لم يكن شيئا ولاعينا ولاذتا ولاجواهرا ولاعرضا
“Sesungguhnya alam itu dengan seluruh bagiannya dan seluruh jism dan segala sesuatu yang terkandung di dalam alam, binatang dan seluruh perkataan dan kepercayaan semuanya itu adalah makhluk yang ada dari ketiadaan baik hakikat, zat, subtansi dan eksiden”.
Ahadiyah:
Dicetuskan oleh Ibn Arobi sekitar abad ke 15-16 M. Dia membayangkan ketika dunia ini tidak ada apa-apanya yang ada hanya zat yang dinamakan Ahad kemudian zat tersebut tidak tampak. Dan tajli kedua tampak dari sifat yaitu sifat yang diikat dengan satu nama yaitu Allah pada tajli ketiga sifat atau tajli kedua tersebut pecah menjadi alam empiris.

Wihdatul wujud:
Antara hamba dan tuhan menyatu. Hulul: cinta orang yang ingin selalu dekat dengan Allah, yaitu:
1.      Musyahadah: orang-orang yang baru mulai.
2.      Muroqobah: mutawasitoh (tengah-tengah).
3.      Muyahadah: kamil (sempurna).
4.      Ma’rifat: kamilul kamil (kesempurnaan yang amat sempurna/di atas kamil).
(11 November 2008)

Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam
Persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Utsman Ibn Affan. Yang berakhir pada penolakan Muawiyah atas khalifah Ali Ibn Abu Thalib sehingga terjadilah perang siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali yang menerima tipu muslihat Amr Ibn Al-Ash (pemimpin kaum Muawiyah) dalam keadaan terpaksa sehingga tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Menurut mereka, keputusan hanya datang dari Allah dengan kembali pada hukum-hukum Allah yang ada dalam Al-Qur’an. La hu’ma illaa lillaah (tidak ada hubungan selain dari hukum Allah atau la hu’ma illaa Allah (tidak ada perantara selain Allah) jadi semboyan mereka. Mereka menganggap Ali Ibn Thalib telah salah memutuskan sehingga mereka meninggalkan barisan yang terkenal dengan sebutan kelompok Khawarij. Tetapi ada pula sebagian besar pendukung Ali sehingga terkenal dengan sebutan Syi’ah. Sehingga persoalan kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan tidak. Sehingga kelompok Khawarij memandang Ali, Muawiyah, Amr Ibn Ash, Abu Musa Al-Asya’ri adalah kafir sebagaimana telah diterangkan berdasarkan firman Allah pada surat Al-Maidah ayat 44.

(27 November 2008)
Latar Belakang Timbulnya Ilmu Kalam
Ideologis: bahwa ajaran Tauhid itu ideal cita-cita kita semua, dan bahwa petunjuk tuhan yang dikehendaki oleh Allah itu sejak dari Nabi Adam. Islam tidak membicarakan/ memperdebatkan ke-Esaan tuhan. Sedangkan orang filosof memperdebatkan tentang tuhan yang satu. Bagaimanapun yang dibicarakan oleh manusia tentang tuhan tidak akan mencapai kebenaran yang hakiki.
Sosiologis: di kalangan arab pada waktu itu, di kalangan suku Quraish ada yang mendukung dan ada yang tidak mendukung kerasulan Nabi Muhammad SAW dari segi sosial.
Filosof: spekulasi ayat
ومن لم يحكم بما أنزل الله فاولئك هم الكافرون
Persoalan-persoalan yang terjadi dalam lapangan politik pada masa pergantian kekhalifahan setelah wafatnya Nabi menimbulkan persoalan-persoalan teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir dalam arti siapa yang telah keluar dari Islam dan siapa yang masih tetap dalam Islam. Khawarij memandang bahwa Ali, Muawiyah, Amr Ibn Ash, Abu Musa Al-Asy’ari dan lain-lain yang menerima arbitse adalah kafir karena Al-Qur’an mengatakan:
Persoalan ini menimbulkan tiga aliran teologi dalam Islam:
1.      Aliran khawarij yang mengatakan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti keluar dari Islam atau murtad dan oleh karena itu wajib dibunuh.
2.      Aliran murji’ah yang menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar tetapi masih mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa besar yang dilakukannya, terserah kepada Allah SWT untuk mengampuni atau tidak.
3.      Kaum mu’tazilah, tidak menerima pendapat-pendapat di atas. Bagi mereka orang yang berdosa besar bukan kafir tetapi bukan pula mukmin. Orang serupa ini kata mereka mengambil posisi dia antara kedua posisi mukmin dan kafir yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah (posisi dia antara dua posisi).
Wasir Ibn Atho’ mengatakan 5 asas mu’tazilah  أصوال الخمسةyang isinya: bahwa tuhan itu satu dan bersih dari sifat Dzatiah dan Fi’liyah التوحيد والتنزية . Tuhan adil, semua perbuatan tuhan bersifat baik:  العدلtuhan tidak berbuat buruk dan tidak melupakan apa yang wajib dikerjakannya. Janji dan ancaman bagi yang berbuat dan buruk.  الوعد والوعيدPosisi menengah bagi yang berbuat dosa besar juga erat hubungannya dengan keadilan tuhanالمنزل بين المنزل تين . Perintah berbuat baik dan larangan berbuat jahatامر معروف نهى منكر  .
Faktor-faktor timbulnya ilmu kalam
1.      Faktor internal: faktor yang berasal dari Islam (Al-Qur’an).
2.      Faktor eksternal: faktor yang berasal dari kepercayaan-kepercayaan (ketauhidan). Di luar kepercayaan, ada yang tidak berpegang pada tauhid orang Islam.
(18 Desember 2008)
Aliran-aliran dalam Ilmu Kalam
1.      Syi’ah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar