Senin, 09 Mei 2011

teori evolusi Darwin


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dunia dan isinya ini, yang menjadi tempat tinggal manusia, tumbuhan dan hewan serta makhluk hidup lainnya mengalami perubahan yang biasa disebut dengan evolusi.
Banyak teori-teori evolusi dari para ilmuwan di dunia seperti Darwin, Lamarck, George, yang diantara mereka saling membuktikan kebenaran tentang evolusi. Salah satunya adalah teori Darwin yang menyatakan bahwa evolusi disebabkan oleh proses seleksi alam. Teori Darwin disusun atas dasar fakta-fakta yang ia amati pada pengembaraannya berkeliling dunia.
Di dalam makalah ini dijelaskan tentang evolusi Darwin dan penemuan-penemuannya. Agar pembaca mengetahui lebih luas tentang evolusi pada bab selanjutnya akan dijelaskan tentang evolusi dan sesuatu yang berkaitan dengan itu.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian evolusi?
2.      Perbedaan antara teori evolusi Darwin dan teori evolusi pra-Darwin?
3.      Apa pemikiran pertama tentang evolusi?
4.      Fakta langsung dan fakta tidak langsung?

C.    Tujuan
1.      Pembaca memahami tentang teori evolusi Darwin dan teori-teori sebelumnya
2.      Pembaca mengetahui fakta-fakta evolusi oleh ilmuwan lainnya
3.      Pembaca dapat menguraikan pengembaraan Darwin dengan beberapa observasi disertai dengan hasil

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Analogi Evolusi
Evolusi bisa didefinisikan sebagai suatu perubahan atau perkembangan, seperti perubahan dari sederhana menjadi kompleks. Perubahan itu biasanya dianggap bersifat lambat laun. Paradigma yang berkaitan dengan konsep evolusi tersebut adalah evolusionisme, yang berarti cara pandang yang menekankan perubahan lambat laun menjadi lebih baik atau majuj dan sederhana ke kompleks. Sebagai kebalikan dari evolusi adalah revolusi yang berarti perubahan yang cepat.
Evolusi terjadi melalui mutasi yang menghasilkan variasi keturunan, yang kemudian dipengaruhi oleh arus genetik (genetic drift), atau perubahan frekuensi gen secara kebetulan dalam suatu populasi, lalu lintas gen-yaitu masuknya gen baru dari populasi lain-dan seleksi alamiah (natural selection). Seleksi alamah tersebut adalah mekanisme adaptasi evolusi, yang terjadi melalui reproduksi yang menimbulkan perbedaan karena individu-individu yang mengandung gen dengan sifat adaptif mendapat lebih banyak keturunan ketimbang yang tidak mengandung.

B.     Teori-teori Evolusi
Teori evolusi ingin menjelaskan kejadian evolusi dengan merangkum bukti-bukti yang terbatas mengenai evolusi. Bukti terbatas mengenai evolusi adalah sebagai berikut:
Ø  Rekaman fosil sebagai bukti langsung.
Ø  Keanekaragaman makhluk hidup sekarang tersebar di daerah biogeografi yang berbeda.
Ø  Homologi (perbandingan) struktur tubuh organisme.
Ø  Homologi embrio, ‘melahirkan’ konsep atau hukum rekapitulasi.
Ø  Homologi molekul informasi (DNA dan protein).
Banyak penjelasan mengenai teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli biologi, baik pada masa sebelum teori evolusi Darwin maupun pada masa sesudah teori evolusi Darwin . beberapa teori evolusi tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Teori-teori Evolusi Pra-Darwin
Teori evaluasi yang dikemukakan oleh para ahli sebelum munculnya teori evulusi Darwin adalah teori kreasionisme, teori katastropisme, teori gradualisme, dan teori uniformitarianisme.
a.      Teori Kreasionisme
Teori kreasionisme merupakan teori tentang penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu kehidupan sekaligus lengkap, kemudian selesai dan tak ada lagi evolusi atau perubahan. Paham ini dianut berdasar keyakinan agama, juga berdasarkan keterangan Aristoteles (hidup pada 300 SM). Teori kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyataannya banyak spesies hidupnya tidak sekaligus ada pada suatu zaman.
b.      Teori katastropisme
Teori katasitropisme merupakan paham tentang keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh nenek moyang yang umum dan muncul atau punahnya makhluk hidup disebabkan oleh bencana alam. Teori ini dikenalkan oleh George Cuvier (1769- 1832), seorang ahli paleontologi (ilmu fosil)
c.       Teori gradualisme
Teori gradualisme dikemukakan oleh ahli geologi Swedia bernama James Hotton (1795). Paham ini menyatakan bahwa perubahan geologis berlangsung pelan-pelan tetapi pasti. Teori ini tidak mampu dijelaskan dengan mekanisme yang meyakinkan.
d.      Teori uniformitarianisme
Teori uniformitarianisme dinyatakan oleh Charles Lyell (1797- 1875). Paham ini menyatakan bahwa proses-proses biologis ternyata menuruti pola yang seragam, sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang dalam kurun waktu. Teori ini memang menjelaskan kejadian evolusi geologis, tetapi tidak dapat menjelaskan kejadian terbentuknya spesies.
2.      Teori Evolusi Darwin
Charles Darwin (1809- 1882), menyatakan bahwa evolusi disebabkan oleh proses seleksi alam. Karena itu teori evolusi Darwin disebut juga teori seleksi alam. Teori Darwin disusun atas dasar fakta-fakta yang ia amati pada pengembaraannya berkeliling dunia dengan kapal beagle di kepulauan Galapagos (kepulauan lepas pantai Negara Chili sekarang), dan juga beberapa tempat lain di Amerika Selatan. Selain itu Darwin dipengaruhi oleh dua buku, yaitu:
ü  Buku Principles of Geology, karangan Charles Lyell. Buku tersebut menguraikan menguraikan bahwa perubahan geologis bersifat gradual (perlahan-lahan tapi pasti), konsisten dan terus-menerus.
ü  Buku Malthus, tentang populasi penduduk dunia yang bertambah menurut deret ukur, sementara jumlah makanan bertambah menurut deret hitung. Oleh karena itu, ada kecenderungan perebutan sumber daya melalui perjuangan untuk hidup (struggle for existiace).
Teori evolusi Darwin pertama kali dikemukakan pada forum ilmiah Linnean Society (tahun 1958). Secara bersamaan, Alfred Wallace juga mengemukakan hal yang sama, yaitu ide atau teori evolusi berdasarkan pengamatan Wallace di berbagai benua, termasuk Sulawesi. Ide atau teori Wallace tentang evolusi sama dengan ide atau teori evolusi Darwin.

Penemuan Teori Evolusi Darwin
Charles Robert Darwin lahir di Shrewburry di Inggris bagian barat. Darwin berusia 22 tahun saat berlayar dari Inggris dengan menggunakan kapal HMS Beagle pada bulan Desember 1831. Tujuan utama pelayaran tersebut adalah untuk memetakan pesisir pantai Amerika Selatan yang masih belum jelas
Isi Teori Seleksi Alam
Teori evolusi Darwin atau teori seleksi alam mengandung dua pemahaman bahwa:
ü  Spesies sekarang berasal dari spesies dahulu.
ü  Terbentuknya spesies karena seleksi alam.
Teori Darwin didasarkan atas kenyataan bahwa spesies berkembang biak dalam jumlah banyak. Hanya variasi yang cocok dengan lingkungan saja yang dapat hidup dan mewariskan sifat-sifat menurunnya yang cocok kepada anak keturunannya. Keturunannya yang cocok hidup inilah yang dapat berkembang biak dan menguasai habitatnya. Sedangkan yang tidak cocok akan mati dan punah (terseleksi).
C.    Pemikiran-pemikiran Pertama mengenai Evolusi
George Leclerc Buffon (1707- 1708) adalah seorang ahli yang sangat berpengaruh. Buffon percaya bahwa pembagian dunia organik tidaklaah jelas ataupun statis. Eksperimen Buffon yang terus-menerus dengan binatang-binatang piaraan, meyakinkan dia bahwa binatang memang mempunyai kecenderungan untuk melepaskan diri dari ‘tipe-tipe’ aslinya sesuai dengan perjalanan waktu. Perubahan tersebut mungkin disebabkan oleh adanya gradiasi bentuk secara bertahap. Walau bagaimanapun, ide-ide Buffon dikembangkan oleh para ahli secara bertahap.
Mungkin salah seorang ahli yang penting adalah seorang Prancis lainnya, yaitu Jean Baptise Lamarck (1744- 1829) yang mengatakan adanya mekanisme spesifik dalam tarnsmutasi (evolusi) organisme. Teori Acquired Characteristics (karakteristik yang didapat sesuai dengan tuntutan alam) ini mengatakan bahwa kemampuan atau penyesuaian dari sebuah organisme yang didapat semasa hidup, bisa menurun kepada keturunan.
Lamarckisme ditentang oleh seorang Prancis lainnya, yaitu George Cuvier (1769- 1832), yang dijuluki sebagai ‘Paus Tulang’ dan ‘Diktator Tulang’. Ahli anatomi dan paleontolog besar ini menolak penjelasan Lamarck tentang perubahan dan meyodorkan pendapat yang lebih sejalan dengan kitab Injil. Cuvier percaya betul bahwa fosil tulang mengatakan pada kita bagaimana binatang di masa lalu sangat berbeda dengan binatang yang ada pada zamannya.
Fakta Langsung Evolusi
Fakta langsung yang dapat menjadi bukti adanya evolusi adalah adanya variasi makhluk hidup dan fosil.
Adanya Variasi Makhluk Hidup
Makhluk hidup di dunia ini beraneka ragam, masing-masing memiliki perbedaan tetapi sekaligus persamaan. Persamaan yang umum mengikat semua perbedaan dengan ikatan persamaan makhluk hidup. Oleh karena itu, antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain memiliki hubungan kekerabatan.
Adanya Fosil
Fosil merupakan sisa makhluk hidup yang pernah hidup di zaman dahulu, dan sisanya ditemukan zaman sekarang. Fosil tersebut menunjukkan bahwa ada jenis-jenis dan macam makhluk hidup yang dahulu pernah ada tetapi sekarang ini tidak ada. Sebaliknya, ada jenis dan macam makhluk hidup yang sekarang ada tetapi dahulu tidak ada.
Mengingat bahwa evolusi adalah sejarah biologi maka banyak di antara kejadian evolusi bersifat tak kembali. Namun, di antara teori-teori evolusi tersebut ada yang dapat diuji secara empiris (terutama evolusi mikro) sehingga masuk akal dan diajarkan dalam dunia sains (misalnya teori seleksi alam menurut Darwin jauh lebih masuk akal dibanding teori perolehan sifat dari lingkungan yang dapat diwariskan menurut Lamarck)
Fakta Tidak Langsung Evolusi
Kajian Biogeografi
Biogeografi merupakan pengetahuan geografi makhluk hidup yang mencoba menerangkan mengapa suatu jenis organisme (hewan dan tumbuhan) berada dan hidup di suatu tempat tetapi tidak di tempat lain.
Biogeografi menjelaskan keberadaan setiap makhluk hidup dibatasi oleh pola distribusi yang dipengaruhi oleh daerah penyebarannya. Pada dasarnya setiap spesies tidak hanya hidup di daerah habitat potensialnya, asalkan faktor distribusi mendukung. Tiap lingkungan geografis dengan iklim dan topografinya memberi tekanan seleksi terhadap makhluk hidup secara khas, sehingga tiap spesies yang hidup pada habitatnya memiliki survival (kemampuan makhluk hidup untuk melangsungkan hidupnya) yang berbeda dibanding spesies yang sama yang hidup di tempat lainnya. Konsekuensinya, tekanan seleksi yang berbeda juga menghasilkan spesiesi yang berbeda.
Kajian Paleontologi
Paleontologi merupakan ilmu tentang fosil. Fosil adalah sisa tubuh makhluk hidup yang telah membatu karena proses-proses geologis yang membentuknya. Proses geologis tersebut yaitu sebagai berikut:
Ø  Proses fisika, misalnya proses yang menyebabkan bangkai makhluk hidup mengalami pembekuan.
Ø  Proses kimiawi, misalnya oleh adanya zat pengawet alami sehingga bangkai tidak dapat didekomposisi oleh mikroba.
Setiap bangkai seharusnya atau normalnya mengalami dekomposisi untuk menjadi unsur-unsur tanah kembali. Hanya sedikit bangkai yang dapat memfosil karena dibantu oleh faktor geologis tersebut di atas.
Kegunaan fosil dalam evolusi adalah untuk mambantu merekonstruksi kehidupan masa lalu. Namun, fosil juga memiliki kelemahan sebagai salah satu bukti adanya evolusi. Kelemahan fosil sebagai bukti evolusi adalah sebagai berikut:
1.      Rekaman fosil selalu tidak lengkap. Hal ini disebabkan pada proses geologis umumnya terjadi daur biokimiawi yang menyebabkan makhluk hidup menjadi musnah secara alami. Hanya karena faktor geologis yang istimewa yang seperti fiurutkan diatas suatu fosil dapat ditemukan. Umumnya bagian yang menjadi fosil adalah bagian yang keras seperti tulang, cangkang, dan gigi. Bagian yang lunak seperti daging dan darah segera membusuk secara alami, kecuali oleh proses geologis yang mengawetkan.
2.      Urutan fosil tidak selalu menggambarkan urutan fiologi yang utuh. Ada mata ranatai yang hilang (nussing link).
Tidak semua bentuk antara dua macam makhluk hidup dapat ditemukan. Meskipun demikian, terdapat fosil yang lebih lengkap dan dapat menceritakan kembali urutan filogen. Fosil tersebut antara lain:
Ø  Archaeptera, yaitu bentuk antara reptilia purba dengan burung purba;
Ø  Seymoria, yaitu bentuk transisi antara amfibi purba dengan reptilia purba;
Ø  Fosil kuda yang menggambarkan bentuk-bentuk transisi lengkap sejak dari Hyracoterium, Mesohippus, Merychippus, Piilohippus, dan Equus (kuda modern).


Pemikiran sebelumnya
1.      Bumi merupakan pusat dari alam semesta yang diatur oleh Yang Maha Kuasa.
2.      Bumi masih muda dan statis, kecuali dalam masa-masa campur tangan Yang Maha Kuasa, spesies tidak berubah.
3.      Gradiasi spesies terjadi bagian dari pelajaran mulia dari Sang Pencipta.
Pemikiran sesudahnya
1.      Bumi merupakan satu dari sekian banyak planet yang mengelilingi matahari dan mengikuti hukum mekanis.
2.      Bumi tua dan berubah melalui kekuatan-kekuatan uniformatian yang perlahan, yang selalu membentuk bumi kembali. Spesies berubah sejalan dengan waktu.
3.      Gradiasi spesies terjadi melalui proses alamiah.
Hal yang penting yang dibawa Darwin dari pelayarannya, bukan terletak pada pengenalan perubahan (walaupun seperti Lyell, ia secara terperinci menyediakan bukti untuk perubahan), namun dalam identifikasinya terhadap mekanisme perubahan.
Lima tahun pelayaran Darwin diatas kapal Beagle merupakan satu pengulangan bukti bagi pemikiran yang telah berkembang secara hasil dari pengamatan dan spekulasi berabad-abad. Dari populasi hidup, ia mengamati variasi-variasi dalam satu tema. Ia mencatat bahwa beberapa bentuk tertentu bisa dihubungkan secara fungsional terhadap lingkungan tertentu.
Mungkin hal yang paling terkenal dari ‘laboratorium alamiah’-nya Darwin adalah kepulauan Galapogos yang terletak jauh dari pantai Amerika Selatan. Disana Darwin sangat berkesan akan pengaruh batas-batas geografis terhadap distribusi sifat-sifat morfologis dalam kelompok yang berhubungan. Dalam perjalanan pulang, Darwin menulis dalam buku catatannya:
Biarlah sepasang binatang diperkenalkan dan berkembang secara perlahan, jauh dari musuhnya. Dengan demikian mereka dapat saling kawin – tidak seorangpun dapat mengatakan hasilnya.
Menurut pemikiran ini, binatang-binatang pada pulau-pulau ini terpisah seharusnya menjadi berbeda jika dipisahkan cukup lama. Oleh karena itu muncullah kura-kura darat, burung-burung mocking, rubah Falkland, rubah Ciloe, kelinci Inggris dan kelinci Irlandia. (1837- 1838).
‘burung-burung kutilang’, Darwin menunjukkan dengan jelas bagaimana bentuk memang disesuaikan dengan fungsi-fungsi yang berbeda dalam lingkugan-lingkungan yang berbeda. Darwin tidak saja menekankan betapa pentingnya geografi dan isolasi pada setiap produksi spesies yang baru, tetapi juga melakukan dedukasi yang tajam, yang hanya dapat dilakuakan oleh orang yang percaya pada bumi yang tidak statis: ‘pembagian geografis bersifat berubah-ubah dan tidak tetap’.
Darwin tidak menerbitkan teorinya sampai dua puluh tahun sesudah ia kembali dari pengembaraannya. Ketaatannya pada agama dan eksperimen-eksperimen selanjutnya menahan dia menerbitkan karyanya sampai ia menerima sebuah kertas kerja dari Alfred Russel Wallace (1828- 1913).
Wallace juga telah mempelajari fauna dari pulau-pulau (kepulauan Indonesia dan kepulauan Filipina). Ia pun telah membaca Malthus. Wallace juga sampai pada kesimpulan yang dicapai Darwin dan telah mengirim kertas kerja pada Darwin berjudul ‘On The Tendency of Varieties to Depart Indefinitelly from the Original Type’. (kecenderungan Varietas untuk memisahkan diri secara tidak tetap dari tipe aslinya). Darwin bergegas memasukkan kertas kerja tersebut dengan kertas kerjanya sendiri, dan keduanya dibacakan di depan Linnean Society pada 1858 di London.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari penjelasan diatas kita telah mengetahui bagaimana perjalanan Darwin dalam menemukan teori evolusinya. Setelah dia menemnukan bukti-bukti nyata yang sebelumnya belum diketahui, berupa fosil-fosil, yakni sesuatu yang menjadi peninggalan dari zaman dahulu.
Dengan teori seleksi alamnya, Darwin bisa menyingkirkan teori-teori sebelumnya. Selain menghadirkan bukti, jika dibandingkan oleh  akal, teori Darwin lebih masuk akal. Dia mengatakan bahwa di kehidupan ini terjadi perubahan-perubahan yang lambat sesuai dengan kondisi alam.

DAFTAR PUSTAKA
Fedyani Syaifuddin, Achmad. 2005. Antropologi Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Manaf, Syaifinal. 2000. Biologi 3 SMU. Jakarta: Esis Gramedia.
Pope, Geofanni. 1984. Antropologi Biologi. Jakarta: Rajawali Pers.
A. Haviland, William. 1985. Antropologi jilid 1. Jakarta: Erlangga.




1 komentar: